Dulu Pertanyakan Manfaat Internet Cepat, Menkominfo Kini Justru Sebut Kebutuhan
LiveNews – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi pernah membuat pernyataan kontroversial usai mempertanyakan manfaat internet cepat, atau kebutuhan jaringan 5G di Indonesia
Menurut dia, jaringan 5G mungkin tidak begitu penting jika hanya digunakan untuk menonton video di aplikasi YouTube. Pernyataannya ini dia sampaikan dalam acara Digital Creative Leadership Forum di Kempinski Grand Ballroom, Jakarta Pusat, pada Kamis (9/11/2023) lalu.
Ia mengatakan, kecepatan 5G memerlukan dukungan dari berbagai sektor, terutama industri. Namun, dia juga menyoroti pentingnya kesehatan sebagai sektor yang perlu mendapatkan manfaat dari peningkatan kecepatan internet.
Beda dulu beda sekarang, Budi Arie justru menilai kecepatan internet yang tinggi menjadi kunci dalam mewujudkan transformasi digital di Indonesia.
“Kalau kita tidak bisa meningkatkan kecepatan internet, jangan harap kita akan melalui transformasi digital ini secara baik,” ujar Budi Arie di Jakarta, Selasa (21/11/2023) dikutip dariĀ Antara.
Budi menjelaskan bahwa kecepatan internet yang belum maksimal menjadi tantangan utama. Saat ini, kata dia, penetrasi internet di Indonesia mencapai 78 persen, lebih dari 200 juta orang telah terjangkau oleh layanan internet. Namun, kecepatan internet di Indonesia masih sekitar 23,3 megabyte per detik.
Untuk itu, katanya, kehadiran konektivitas 5G di Indonesia diharapkan dapat mendorong penetrasi internet. Indonesia memiliki keunggulan tambahan dalam bentuk frekuensi 700 Mhz yang potensial untuk digunakan dalam jaringan 5G.
Budi Arie mengatakan pihaknya terus mendorong operator seluler memanfaatkan frekuensi tersebut agar konektivitas jaringan 5G semakin meluas. Pemerintah tengah menyiapkan insentif penggelaran konektivitas 5G di Indonesia.
“Saya juga mendorong asosiasi telekomunikasi seluler di Indonesia untuk bersama-sama merumuskan insentif untuk 5G di Indonesia,” katanya.
Menkominfo berharap kecepatan internet yang tinggi dapat memicu perkembangan sektor-sektor seperti e-commerce dan memastikan pertumbuhan merata di seluruh negeri.
Selain itu, Budi Arie juga menyoroti pentingnya infrastruktur digital yang merata di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di daerah pelosok.
“Kita tidak ingin pembangunan dan kemajuan Indonesia ini meninggalkan saudara-saudara kita yang lain, terutama di saudara kita di Indonesia Timur yang masih jauh dari manfaat akses internet,” katanya.
Budi Arie juga menggambarkan potensi besar bisnis data center di Indonesia. Dengan kebijakan yang mendukung kepemilikan data oleh pemiliknya, dia meyakini bahwa hal ini dapat menarik perusahaan global untuk menempatkan data mereka di Indonesia.
“Jadi tinggal kita ubah data ini milik pemilik data, kecuali untuk berbagai hal tertentu ya. Saya pikir itu akan membuka peluang, membuka iklim investasi, dan mendorong kecepatan serta percepatan transformasi digital,” ujarnya.
Dalam upayanya untuk mengakselerasi transformasi digital, Menteri Kominfo mengatakan pihaknya sedang bekerja sama dengan konsultan McKinsey untuk merumuskan peta jalan lima tahun ke depan menuju tahun 2045.
“Saya sedang menggandeng McKinsey, suatu konsultan untuk merumuskan roadmap kita 5 tahun ke depan dan 2045, roadmap transformasi digital kita. Hitungan mereka rapi. Permintaannya bagaimana, kecepatannya bagaimana, pilihan teknologinya bagaimana, semuanya dirumuskan bersama pemerintah sehingga kita tidak salah melangkah,” demikian disampaikan Menkominfo.