Jangan Mager! Ternyata Segini Rekomendasi Jumlah Optimal Langkah Harian
LiveNews – Manusia dianjurkan untuk banyak bergerak setiap harinya agar dapat memaksimalkan gaya hidup sehat. Ketika seseorang lebih banyak menghabiskan waktu seharian untuk duduk dibandingkan melakukan aktivitas, maka orang tersebut menjalani gaya hidup sedentari atau tidak banyak bergerak.
Kondisi tersebut tentu harus diperbaiki. Untuk mencegah berbagai penyakit di hari tua, setiap orang harus memiliki gaya hidup sehat yang diseimbangi dengan pola makan sehat dan olahraga. Namun, terkadang masih banyak orang, terutama pekerja kantoran atau kegiatan lain yang membutuhkan waktu duduk yang lama, untuk menyeimbangi keseharian dengan olahraga. Kesibukan dalam sehari membuat orang-orang kesulitan mencari waktu untuk berolahraga.
Salah satu aktivitas pergerakan tubuh yang paling mudah dilakukan adalah berjalan kaki. Kegiatan tersebut dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, yang dapat dilakukan khusus untuk berolahraga atau memang diperlukan untuk berpergian ke suatu tempat.
Baca juga: Lagi Tren Joki Strava di X: Flexing Olahraga Jadi Ladang Cuan?
Banyak saran-saran yang beredar untuk berjalan minimal 10 ribu langkah per hari untuk menyehatkan tubuh sekaligus membuang kalori. Namun, ukuran tersebut belum mempertimbangkan variasi gaya hidup setiap orangnya.
Pada awal tahun 2024, peneliti internasional mengungkapkan bahwa langkah kaki dalam aktivitas harian dapat mencegah efek berbahaya dari duduk yang terlalu lama.
Dikutip dari Detikinet, peneliti menyebutkan bahwa semakin banyak langkah yang diambil, tidak peduli seberapa tidak aktif orang, semakin kecil risiko terkena penyakit kardiovaskular (CVD) hingga kematian dini.
Menurut ilmuan kesehatan populasi, Matthew Ahmadi, dari Universitas Sydney di Australia, hal tersebut merupakan pesan kesehatan untuk masyarakat agar semua orang harus mencoba mengimbangi konsekuensi kesehatan dari waktu duduk yang tidak dapat dihindari dengan meningkatkan jumlah langkah harian.
Dalam penelitian tersebut, Ahmadi dan rekan-rekannya melakukan analisis pada 72.174 sukarelawan yang berkontribusi pada UK Biobank. UK Biobank sendiri merupakan basis data biomedis berskala besar dengan sumber daya penelitian yang berisi informasi genetik, gaya hidup, dan kesehatan yang telah diidentifikasi melalui sampel biologis dari lebih dari setengah juta peserta di Inggris.
Peserta diharuskan memakai akselerometer di pergelangan tangan selama tujuh hari untuk melacak tingkat aktivitas fisik, termasuk jumlah langkah yang diambil dalam sehari dan lama waktu yang dihabiskan untuk duduk.
Rata-rata peserta menghabiskan waktu untuk menetap atau berdiam diri selama 10,6 jam setiap hari. Perhitungan tersebut hanya dihitung berdasarkan peserta yang tergolong sehat pada dua tahun pertama dalam data.
Ahmadi dan tim menemukan kesimpulan bahwa langkah harian optimal untuk mengeimbangi gaya hidup menetap adalah 9.000 hingga 10.000 langkah. Angka tersebut diyakini dapat menurunkan risiko CVD sebesar 21% dan risiko kematian sebesar 39%
Selain itu, 50% manfaat dimulai pada langkah ke 4.000 hingga 5.000.
“Jumlah langkah harian apa pun di atas rujukan 2.200 langkah per hari dikaitkan dengan kematian yang lebih rendah dan insiden risiko CVD, untuk waktu menetap yang rendah dan tinggi,” tulis Ahmadi yang dikutip dari Science Alert, pada Sabtu (29/7).
“Akrual antara 9.000 dan 10.000 langkah sehari secara optimal menurunkan risiko kematian dan insiden CVD di antara peserta yang sangat tidak banyak bergerak.”
Baca juga: Apa itu Aplikasi Strava? 3 Fitur Utama dan Cara Menggunakannya
Melalui penelitian tersebut, diharapkan agar semakin banyak orang yang berusaha menyempatkan waktu untuk berolahraga atau pun sekadar berjalan kaki. Berbagai penyakit hingga kasus kematian akibat tidak banyak bergerak sudah menjadi hal umum yang terjadi di dalam kehidupan manusia.
Menurut WHO, gaya hidup sedentari adalah salah satu penyebab kematian terbanyak di dunia. European Prospective Investigation into Cancer and Nutrition (EPIC) pada tahun 2008 juga melaporkan bahwa kematian akibat kebiasaan malas gerak jumlahnya dua kali lebih banyak dibandingkan kematian karena obesitas.
Oleh karena itu, luangkanlah waktu untuk berolahraga atau melakukan aktivitas gerak setiap harinya untuk mencegah berbagai penyakit serta menjaga diri dan orang-orang tersayang.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News
(vn)