Seorang Putri Penjual Alat Tangkap, Utari Octavianty Berhasil Membangun Aruna
Foto: Eastventures
LiveNews – PT. Aruna Jaya Nuswantara atau lebih dikenal dengan Aruna merupakan integrated fisheries commerce startup di Indonesia yang bertujuan untuk mewujudkan ekosistem perikanan dan perdagangan hasil laut yang adil. Perusahaan yang dibangun oleh Utari beserta kedua kawannya ini memanfaatkan teknologi untuk membangun sebuah ekosistem perikanan dari hulu ke hilir. Dimana ekosistem tersebut dibuat Utari dengan tujuan untuk meningkatkan permintaan pasar akan hasil tangkapan laut dan meningkatkan pendapatan para nelayan.
Sebagai perusahaan yang sukses menghimpun sejumlah nelayan, Aruna berdiri dari berbagai keresahan yang dirasakan oleh sang Co-Founder, Utari Octavianty. Fakta bahwa dirinya merupakan seorang putri dari penjual alat tangkap di Kalimatan Timur tidak meredakan mimpi Utari untuk mensejaterakan kehidupan masyarakat pesisir.
Latar Belakang Octavianty Seorang Co-Founder Aruna
Ilustrasi utari octavianty. Foto: Dealstreetasia
Utari Octavianty merupakan seorang perempuan yang lahir di salah satu desa nelayan di Balikpapan. Paman Utari merupakan seorang nelayan, sementara kedua orang tuanya mencari nafkah dengan menjual alat tangkap. Sedari lama, Utari telah memiliki mimpi untuk memberikan perbaikan kehidupan bagi masyarakat di daerah pesisir.
Utari sendiri menyaksikan berbagai praktik penjualan hasil tangkapan laut yang tidak efisien selama bertahun-tahun. Mulai dari pencatatan data transaksi yang tidak sistematis, permainan harga yang tidak pasti, hingga kualitas hasil laut yang kurang segar saat sampai di tangan konsumen. Selain itu, tekad untuk mewujudkan mimpinya ini semakin kuat ketika dirinya berkuliah di Universitas Telkom Bandung. Dimana Utari merasa kesulitan dalam menemukan makanan laut yang segar, jika adapun harga yang dipatok cukup mahal.
Berangkat dari rasa prihatin terhadap kondisi industri perikanan dan kelautan di Indonesia, dimana dirinya bersama kedua rekannya yaitu Farid Naufal Askan dan Indraka Fadhillah merasa bahwa hasil laut di Indonesia masih belum tergarap secara maksimal. Padahal Indonesia sendiri memiliki pontensi perikanan yang sangat besar. Akhirnya Utari, Farid, dan Indraka membangun Aruna.
Baca Juga : Diajeng Lestari, Founder HijUp yang Rela Banting Setir Demi Besarkan Fashion Muslimah
Tantangan Utari dan Kedua Kawannya Dalam Membangun Aruna
Ilustrasi utari dengan kedua kawannya. Foto: Acventures
Meskipun memiliki mimpi besar yang mulia, Utari dan kedua rekannya mengalami kesulitan dalam berbagai hal. Mulai dari mereka yang belum memiliki modal, mentor, dan akses jaringan. Meskipun memiliki berbagai kesulitan, ketiganya tidak ingin menyerah dalam mewujudkan mimpi yang dimiliki.
Tiga sekawan ini akhirnya memutuskan untuk mengikuti kompetisi. Dimana, ketiganya mengikuti kompetisi Hackathon Merdeka demi mendapatkan modal dan berhasil menjadi juara. Akhirnya Utari bersama kedua rekannya dapat mendirikan Aruna pada tahun 2016. Pada masa awal pendiriannya pun, Aruna menghadapi jalanan terjal.
Banyaknya kesulitan yang dialami dalam tahap ide karena mereka perlu menemukan bentuk yang ideal sehingga dapat diterima oleh komunitas nelayan. Dimana proses adaptasi teknologi yang ditawarkan Aruna menuntut penggunaan smartphone dan koneksi internet yang baik. Untuk mengatasi hal tersebut, Aruna akhirnya menempatkan tim khusus bernama Local Hero yang merupakan perpanjangan tangan Utari dan kedua temannya dalam membantu nelayan beradaptasi dengan teknologi.
Sebagai startup teknologi, perjuangan Utari bersama kawan-kawannya dianggap sebagai sesuatu yang asing oleh para nelayan. Tidak hanya penggunaan teknologi, namun sitem dan model manajemen yang berbeda dari biasanya membuat banyak nelayan merasa ganjil. Setelah melakukan berbagai upaya pendekatan, akhirnya para nelayan dapat percaya dan menerima kehadiran Aruna.
Sederet Prestasi Aruna dan Utari Octavianty
Ilustrasi Utari Octavianty. Foto: Mediaindonesia
Saat ini Aruna telah berhasil menciptakan lebih dari 5.000 lapangan pekerjaan di daerah terpencil dan mendistribusikan hasil tangkapan laut sebanyak 44 juta KG pada tahun 2021. Ketika Pandemi akibat COVID-19 melanda, Aruna berhasil meningkatkan pendapatan sebanyak tujuh kali lipat. Pada tahun 2022, Aruna juga mendapat dukungan dana sebesar Rp 935 Miliar dari investor.
Kini Aruna telah bekerja sama dengan lebih dari 40.000 nelayan, 177 aruna hub, 23 komoditas, dan 31 negara. Dimana Utari beserta kedua kawannya berhasil memasarkan hasil tangkapan laut ke berbagai negara di Amerika Utara, Asia Timur, Timur Tengah, dan negara lainnya.
Selain berhasil membawa Aruna terus berkembang, sebagai seorang Co Founder Utari juga mendapatkan berbagai penghargaan. Diantaranya adalah Tokoh Forbes 30 Under 30 pada tahun 2020 (bersama kedua sahabatnya), Fortune Indonesia 40 Under 40 pada tahun 2023, dan Top 100 Asia Pacific Womwn Powered High Growth Businesses dari JP Morgan pada tahun 2023.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ras)