Awalnya Cuma Mimpi Punya Toko, Hendoko Kwik Malah Jadi Bos Fintech Modal Rakyat
LiveNews- Usaha memang tidak akan pernah mengkhianati hasil merupakan sebuah kalimat yang menggambarkan sosok Hendoko Kwik. Kesabaran dan perjuangan yang dilakukan oleh Handoko kini telah berbuah manis. Dirinya yang hanya bermimpi untuk memiliki sebuah toko garmen, kini telah berhasil mendirikan startup fintech Modal Rakyat.
Anak Seorang Pedagang Kain Sarung
Ilustrasi hendoko kwik. Foto: Linkedin
Hendoko merupakan seorang pria yang tumbuh dan besar di pesisir timur bagian tengah Pulau Sumatra. Saat dirinya kecil, dirinya memiliki cita-cita sederhana untuk memiliki sebuah toko garmen. Cita-cita ini muncul karena dirinya yang sering membantu sang ayah berjualan kain sarung di pasar. Ketika Hendoko kecil melihat bahwa orang lain yang memiliki toko kain besar di pasar itu keren, sehingga dirinya ingin sama seperti mereka yang memiliki toko besar.
Pada tahun 2004 ketika dirinya selesai bersekolah di SMA, Hendoko memberanikan diri untuk merantau ke Jakarta demi berkuliah di Universitas Bina Nusantara dan mengambil jurusan Teknologi Informasi (TI). Selama berkuliah, Hendoko telah aktif menjadi asisten pengajar di labarotorium software selama tiga tahun. Kala itu, Hendoko menyadari bahwa mengajar adalah sesuatu yang menyenangkan. Hingga terbesit di dalam pikirannya bahwa Handoko lebih suka berinterkasi dengan manusia dibanding dengan mesin layaknya lulusan TI lakukan.
Bekerja di Dunia Perbankan Selama 10 Tahun
Ilustrasi hendoko kwik. Foto: Mixmarcomm
Mendekati kelulusannya, Hendoko mengikuti management development program dari HRD Bank Danamon. Setelah mengikuti program tersebut selama 3 bulan, Hendoko menjabat sebagai Relationship Manager SME Banking cabang Glodok Plaza, Jakarta. Dirinya yang tidak memiliki ilmu keuangan, dibantu beberapa mentor Bank Danamon dalam mempelajari seni bernegoisasi dan proses sales yang efektif.
Baca Juga: Terkendala Uang Kuliah, Andhika Sudarman Meraih Mimpi dengan Dirikan SejutaCita.id
Namun pada tahun ketiganya bekerja di Bank Danamon, Hendoko gagal mendapatkan promosi. Ditambah pesaingnya yang saat itu sangat produktif dalam menjalankan usaha batu bara, membuat Hendoko terpuruk. Setelah mengalami kegagalan promosi, Hendoko memutuskan untuk hengkang dari Bank Danamon dan bekerja di Bank lainnya seperti BTPN dan Bank Sampoerna. Setelah 10 tahun malang melintang di dunia perbankan, Hendoko memutuskan untuk keluar dari zona nyamannya.
Membangun Modal Rakyat Bersama Kedua Temannya
Ilustrasi modal rakyat. Foto: Kalibrr
Pada tahun 2018, Hendoko bersama Stanislaus MC Tandelilin dan Christian hanggara memutuskan untuk membangun startup financial technology (fintech) yang diberinama Modal Rakyat. Tujuan Hendoko bersama kedua kawannya ini adalah menciptakan alternatif produk modal kerja baru dengan bantuan teknologi digital yang dapat mamasuki segmen market baru.
Saat awal pendiriannya, Hendoko dan kedua temannya kesulitan untuk mencari pemberi pinjaman. Modal Rakyat sempat membutuhkan dana pinjaman sebesar Rp 300 juta, Hendoko dan kedua temannya pun sampai perlu mengubungi para kerabat terdekat demi memenuhi kebutuhan dana tersebut.
Selain itu, pada masa awal pendiriannya ketiga pendiri termasuk Hendoko sering memiliki perbedaan pendapat. Namun seiring berjalannya waktu, masalah ini dapat diatasi dengan ketiganya yang saling mengerti dan meluangkan waktu untuk menghabiskan hari.
Seiring berjalannya waktu, Modal Rakyat mendapatkan peningkatan pendana ritel pada tahun 2019. Modal Rakyat juga mulai mendapatkan pendana institusi pertama yang datang dari perusahaan multifinance Jepang yaitu Saison Multifinance.
Setelah mencapai usia 5 tahun, Modal Rakyat telah bermitra dengan lebih dari 138,000 klien dari berbagai sektor di Indonesia, dan pada tahun 2022, mereka berhasil mendistribusikan dana sekitar Rp 5,1 triliun, yang setara dengan 74 persen dari keseluruhan sumber pendanaan mereka.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ras)