Bisnis

SESNA dan NIC Teken Kontrak PLTS Berkapasitas 200 MWp di Morowali

LiveNews – PT Sumber Energi Surya Nusantara (SESNA) melakukan penandatangan perjanjian untuk menyediakan energi ramah lingkungan untuk pengolahan bijih nikel dari Nickel Industries (NIC) dengan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas 200 MWp dan penyimpanan baterai 20 MWh di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah.

CEO SESNA Rico Syah Alam mengatakan, kerja sama ini akan menjadi proyek PLTS terbesar di Indonesia, di mana SESNA bertanggung jawab penuh pada proses pengoperasian dan perawatannya.

“Kalau bisa saya bilang, ini adalah PLTS pertama untuk pengolahan nikel di Indonesia. NIC akan menjadi role model dan menjadi inspirasi,” ujar Rico usai penandatanganan kerja sama antara SESNA dan NIC ditulis Kamis (5/10/2023).

Rico menyampaikan, proyek ini merupakan perpanjangan dari kolaborasi yang sedang berlangsung antara SESNA dan NIC. Diketahui, keduanya telah bekerja sama dalam penyediaan sistem tenaga surya dengan kapasitas 396 kWp + 250 kWh BESS untuk kamp dan area perkantoran di anak perusahaan NIC, PT Hengjaya Mineralindo.

Baca Juga:Dukung Capaian Target Dekarbonisasi, Tjiwi Kimia Resmikan PLTS Atap Terpasang 9,8 MWp

Penggunaan PLTS pada pengolahan bijih nikel bertujuan untuk menciptakan nikel yang bersih dan berkelanjutan lantaran meminimalisir jejak karbon. SESNA menerapkan skema zero capex atau nol biaya pembelian, perawatan aset karena bersifat solar rental selama 25 tahun atau jangka panjang terdapat kerja sama ini.

Langkah ini dinilai sebagai bentuk efisiensi dan menjadi salah satu keunggulan SESNA sebagai perusahaan yang bergerak di bidang Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Pasalnya, selama ini, terhambatnya transisi energi di bidang industri sering dikaitkan dengan pembiayaan yang tinggi.

Sebagai contoh, pembiayaan pembangunan PLTS ini sama sekali tidak dibebankan atau melibatkan NIC sebagai pelanggan. Skema pembiayaan yang digunakan adalah kontrak dengan harga tetap tanpa eskalasi.

Baca Juga:   Soso Soebronto Laras, Pernah Selamatkan Perusahaan Perakitan Suzuki yang Nyaris Bangkrut

Skema Zero Capex yang ditawarkan SESNA diharapkan dapat menarik minat perusahaan industri lainnya untuk beralih ke penggunaan energi hijau yang mendukung keberlanjutan.

“Semua pendanaan dari kami sebagai developer. Kami sediakan paket zero capex, sehingga kita bertanggung jawab pada solar performance-nya,” kata Rico.

Baca Juga:Diskusi Energi Terbarukan: Revisi Permen PLTS Atap Berpotensi Dorong Masyarakat Keluar dari Jaringan PLN

Sementara itu, Managing Director NIC Justin Werner mengatakan, perjanjian kerja sama ini merupakan bukti komitmen NIC untuk menjadi yang terdepan dalam transisi menuju energi terbarukan di Indonesia.

Related Articles

Back to top button