Tekno

BSSN: Hacker Pusat Data Nasional Minta Tebusan Rp 131 M


Foto: Kumparan.com

LiveNews – Sebuah peristiwa mengejutkan terjadi belakangan ini yang mengakibatkan lumpuhnya layanan imigrasi dan berbagai layanan publik lainnya. Gangguan tersebut ternyata berasal dari serangan siber yang dilakukan oleh kelompok bernama Lockbit 3.0.

Kejadian ini memperlihatkan betapa rentannya sistem keamanan informasi kita terhadap ancaman digital.

Serangan Ransomware Menyasar Pusat Data Nasional

Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) menjadi sasaran utama serangan ini sejak tanggal 20 Juni. Diketahui bahwa serangan siber ini mengakibatkan lumpuhnya layanan penting seperti layanan imigrasi. Meskipun beberapa layanan telah pulih, dampaknya masih terasa.

Menurut Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Hinsa Siburian, serangan ini dilakukan melalui sebuah jenis ransomware bernama braincipher ransomware, yang merupakan versi terbaru dari Lockbit 3.0. Tim Siaga BSSN telah berkoordinasi sejak awal untuk menangani insiden ini.

Baca juga: Imigrasi Down Akibat Gangguan Pusat Data Nasional, Menkominfo Bantah Serangan Siber

Respons dan Dampak Serangan

BSSN bersama lembaga terkait segera merespons insiden ini. Langkah tanggap dilakukan dengan mengirim tim bantuan ke lokasi pusat data di Surabaya. PDNS dibangun sebagai alternatif karena pembangunan PDN utama belum selesai.

Pratama Persadha dari Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC telah memperingatkan kemungkinan serangan seperti ini sebelumnya. LockBit 3.0 adalah kelompok kejahatan terorganisir yang sering melakukan serangan ransomware dengan motivasi finansial.

Tuntutan Pemerasan

Pihak yang bertanggung jawab atas serangan ini meminta tebusan sebesar USD 8 juta (sekitar Rp 131 miliar) sebagai syarat untuk mengembalikan akses pada sistem.

Sebagai informasi, PDNS ini dikelola oleh Telkom Group melalui Telkom Sigma.Direktur Network & IT Solution, Telkom Indonesia, Herlan Wijanarko, mengkonfirmasi permintaan tebusan tersebut. Meskipun demikian, proses kompensasi masih dalam tahap evaluasi.

Baca Juga:   Red Wolf: Teknologi Pengenalan Wajah Milik Israel untuk Mata-matai Warga Palestina

Serangan siber terhadap PDN menunjukkan betapa pentingnya perlindungan terhadap infrastruktur digital negara. Hal ini juga menjadi peringatan bagi kita semua tentang urgensi memperkuat sistem keamanan informasi dan melakukan tindakan pencegahan yang tepat guna menghindari serangan siber di masa mendatang.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(dwk)

Related Articles

Back to top button