Closure rilis “Harsh World” cerminkan pendewasaan hadapi realitas
Sebagai awal baru bagi grup musik ini, “Harsh World” ingin menunjukkan bahwa dalam pendewasaan diri semakin bertambah umur, maka semakin banyak hal dari realitas yang tidak sejalan dengan idealisme.
Dalam keterangan persnya, Rabu, grup yang digawangi oleh Dheka (vokal), Afif (gitar), Ahmad “Biting” Ikhsan (drum), Axel (bass), dan Sabiella (gitar) itu mengaku terinspirasi dengan musik rock alternatif 80-an dalam penciptaan “Harsh World”.
Baca juga: Matter Halo gandeng The Kopycat hadirkan “What You Wanna Be”
Lirik yang ditulis Dheka sang vokalis, secara umum ingin menceritakan kehidupan manusia yang selalu terbagi dalam dua sisi yaitu sisi baik dan buruk.
Dunia yang terbagi dua itu namun kerap kali menunjukkan lebih banyak sisi buruk dalam bentuk lingkungan porak-poranda karena ego manusia.
Hal serupa juga yang ingin disampaikan lewat sampul karya untuk lagu ini dengan menampilkan bangunan terbengkalai dan tanaman liar yang merepresentasikan alam yang kembali mengambil alih.
Meski begitu, di balik buruknya hal-hal yang terjadi namun selalu ada pilihan untuk mengatasinya dan selalu ada cara untuk pulih.
Selain audio, Closure juga menyiapkan video lirik yang mengambil latar suasana di jalanan kota Malang.
Lagu dan video musik “Harsh World” akan hadir pada Kamis (12/10) di berbagai digital streaming platform.
Closure berencana ke depannya untuk tetap aktif dan menjaga ciri khasnya dalam bermusik menghibur para penggemar musik post-punk.
“Closure juga masih ingin memanjakan pendengar mayoritas post punk di Indonesia dengan aransemen musik yang gloomy but dancy yang disertai lirik bertema quarter life crisis,” demikian siaran pers Closure.
Baca juga: Summerlane suguhkan “Let It Go” untuk mereka yang sulit buat keputusan
Baca juga: Hammersonic 2020 konfirmasi kehadiran dedengkot musik punk Black Flag
Baca juga: SkaScoot percaya diri melangkah dengan musik ska
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Maria Rosari Dwi Putri