Tekno

Fenomena “Skibidi”: Evolusi Bahasa Gaul dan Tren Sosial di Era Digital

LiveNews – “Skibidi”, sebuah istilah baru dalam kamus bahasa gaul, telah menjadi fenomena viral yang mengguncang berbagai platform media sosial, terutama di X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter). Popularitasnya yang melonjak pesat dalam beberapa bulan terakhir telah menarik perhatian pengguna media sosial, linguis, dan pengamat tren digital.

Namun, di balik viralnya istilah ini, banyak pengguna masih kebingungan tentang arti sebenarnya dan asal-usul kata “skibidi”.

Penggunaan dan Konteks “Skibidi”

Penggunaan “skibidi” di media sosial sangat beragam dan fleksibel, mencerminkan sifat adaptif dari bahasa internet modern. Beberapa contoh penggunaan yang menggambarkan keragaman konteksnya antara lain:

1. “Gimana harimu? Sigma atau skibidi” – @kittencatsu

Dalam konteks ini, “skibidi” diposisikan sebagai alternatif dari “sigma”, yang sering dikaitkan dengan konsep “sigma male” dalam kultur internet. Ini menunjukkan bagaimana “skibidi” dapat digunakan sebagai pengganti untuk istilah yang sudah ada sebelumnya.

2. “Skibidi php (pemberi harapan palsu)” – @rubi1945

Penggunaan ini menggabungkan “skibidi” dengan istilah gaul lainnya (php), menunjukkan kemampuan kata ini untuk berfungsi sebagai penguat atau modifier dalam frasa.

3. “anomali skibidi” – @pernahrajin

Contoh ini mendemonstrasikan fleksibilitas “skibidi” sebagai kata sifat yang dapat dikombinasikan dengan konsep abstrak, menciptakan frasa yang ambigu namun menarik perhatian.

4. “Hari ini skibidi banget deh” – @meong2024

Penggunaan ini menunjukkan bagaimana “skibidi” dapat berfungsi sebagai penggambaran umum untuk situasi atau perasaan yang sulit dijelaskan dengan kata-kata konvensional.

5. “Skibidi challenge lagi trending nih” – @trendhunter

Contoh ini mengilustrasikan bagaimana “skibidi” telah berkembang menjadi fenomena budaya yang lebih luas, mencakup tantangan dan tren di media sosial.

Baca Juga : StudyX, AI Pembantu Belajar Siswa yang Viral Diperbincangkan

Analisis Linguistik

Dr. Indah Pratiwi, ahli linguistik dari Universitas Indonesia, menjelaskan keunikan kata ini dalam konteks evolusi bahasa. “Skibidi memiliki fleksibilitas makna yang luar biasa. Ia bisa berfungsi sebagai kata sifat yang adaptif, penanda emosional, penguat ekspresi, bahkan pengganti multifungsi untuk berbagai kata sifat konvensional,” ujarnya.

Baca Juga:   WhatsApp Business Luncurkan Fitur Baru “Flows”, Bisa Belanja Langsung di WA

Dr. Pratiwi lebih lanjut menjelaskan beberapa karakteristik linguistik “skibidi”:

1. Polisemi Ekstrem: “Skibidi” dapat memiliki berbagai makna tergantung konteksnya, menunjukkan tingkat polisemi yang jarang ditemui dalam kata-kata konvensional.
2. Fungsi Gramatikal Fleksibel: Dapat berfungsi sebagai kata sifat, kata keterangan, bahkan kata benda dalam beberapa kasus.
3. Konotasi Emosional: Sering digunakan untuk menyampaikan nuansa emosional yang sulit dijelaskan dengan kata-kata biasa.
4. Sifat Onomatope: Bunyi “skibidi” sendiri memiliki kualitas ritmis yang mungkin berkontribusi pada daya tariknya.
Asal-usul dan Penyebaran “Skibidi”

Meskipun sulit menentukan dengan pasti siapa yang pertama kali memperkenalkan “skibidi”, penelusuran digital menunjukkan beberapa faktor kunci yang berkontribusi pada popularitasnya:

1. Yasin Cengiz dan TikTok:

Yasin Cengiz, seorang kreator konten TikTok asal Turki, memainkan peran signifikan dalam mempopulerkan “skibidi”. Pada awal 2024, ia mengunggah serangkaian video tarian yang diiringi lagu “Dom Dom Yes Yes” dari Biser King, di mana kata “skibidi” diulang-ulang. Video-video ini menjadi viral, mencapai lebih dari 100 juta tayangan dalam waktu singkat.

2. “Skibidi Toilet” oleh Alexey Gerasimov:

Alexey Gerasimov, animator asal Georgia, menciptakan serangkaian video animasi berjudul “Skibidi Toilet” yang diunggah di kanal YouTube DaFuq!Boom!. Serial animasi surreal ini, yang menampilkan toilet dan peralatan kamar mandi yang berubah menjadi makhluk humanoid, menggunakan “skibidi” sebagai suara yang dikeluarkan makhluk-makhluk tersebut. Video pertama dari seri ini, yang diunggah pada pertengahan 2024, telah ditonton lebih dari 200 juta kali.

3. Akar Musikal:

Menurut analisis Mashable, “skibidi” mungkin berasal dari interpretasi fonetik lirik lagu “Give it to Me” oleh Timbaland, yang dirilis pada 2007. Lirik “so give it to me, give it to me” ketika diucapkan dengan cepat, dapat terdengar seperti “skibidi skibidi”. Teori ini menunjukkan bagaimana istilah-istilah internet terkadang memiliki akar yang jauh lebih tua dari yang terlihat.

Baca Juga:   Hati-hati! Bikin Stiker Whatsapp Pakai Foto Orang Bisa Dipenjara & Denda Rp 2 Miliar

4. Penyebaran Melalui Meme:

Platform seperti Reddit dan 9GAG berperan dalam mempercepat penyebaran “skibidi” melalui berbagai meme dan post viral. Subreddit r/skibidi, yang dibuat pada akhir 2024, telah mengumpulkan lebih dari 500.000 anggota dalam waktu kurang dari enam bulan.

Dampak Sosial dan Kultural

Fenomena “skibidi” tidak hanya menjadi tren bahasa, tetapi juga mencerminkan perubahan sosial dan teknologi yang lebih luas.

Budi Santoso, analis media sosial dari Digital Trends Indonesia, menyatakan, “Kemunculan ‘skibidi’ menunjukkan betapa cepatnya evolusi bahasa di era digital. Ini bukan sekadar kata, tapi cerminan bagaimana generasi muda, terutama Gen Alpha, aktif membentuk identitas kolektif mereka melalui bahasa.”

Santoso menambahkan beberapa poin penting:

1. Democratisasi Bahasa: “Skibidi” menunjukkan bagaimana internet telah mendemokratisasi proses penciptaan dan penyebaran bahasa baru.
2. Globalisasi Kultur Internet: Meskipun berasal dari konteks spesifik, “skibidi” dengan cepat diadopsi secara global, menunjukkan sifat tanpa batas dari kultur internet.
3. Kecepatan Evolusi Tren: Dari kemunculannya hingga menjadi fenomena global, “skibidi” hanya membutuhkan waktu beberapa bulan, menggambarkan kecepatan luar biasa dari siklus tren di era digital.

Dr. Pratiwi dari UI menambahkan perspektif sosiolinguistik: “Fenomena ini juga menggambarkan kekuatan media sosial dalam menciptakan dan menyebarkan tren bahasa. Kita melihat bagaimana batas-batas linguistik menjadi semakin kabur di era digital. ‘Skibidi’ bukan hanya kata, tapi juga meme, fenomena kultural, dan bahkan gerakan sosial dalam beberapa konteks.”
Prospek ke Depan

Meskipun saat ini “skibidi” sangat populer, para ahli memprediksi bahwa tren ini mungkin akan berevolusi atau bahkan digantikan oleh istilah baru di masa depan.

Dr. Reza Indragiri, futuris dan pengamat tren teknologi dari Tech Foresight Indonesia, memberikan beberapa prediksi:

Baca Juga:   Kenza Layli, Influencer AI Maroko yang Dinobatkan Jadi Miss AI Pertama Dunia

1. Evolusi Semantik: “Skibidi mungkin akan mengalami pergeseran makna seiring waktu, mungkin menjadi lebih spesifik atau justru lebih umum.”
2. Spinoff dan Derivasi: “Kita mungkin akan melihat munculnya istilah-istilah turunan seperti ‘skibidi-fied’ atau ‘anti-skibidi’ dalam waktu dekat.”
3. Integrasi dengan AI: “Dengan perkembangan AI generatif, ‘skibidi’ mungkin akan diintegrasikan ke dalam algoritma pembuatan konten, menciptakan meme dan tren baru secara otomatis.”
4. Potensi Komersial: “Tidak mengejutkan jika dalam beberapa bulan ke depan kita melihat brand-brand besar mengadopsi ‘skibidi’ dalam kampanye marketing mereka.””Dinamika bahasa gaul sangat cepat berubah. Yang penting adalah memahami fenomena ini sebagai bagian dari evolusi bahasa yang lebih luas,” tutup Dr. Pratiwi.

Kesimpulan

Fenomena “skibidi” di media sosial adalah contoh menarik dari evolusi bahasa di era digital. Meskipun penggunaannya masih membingungkan bagi sebagian orang, “skibidi” telah menjadi bagian integral dari kosakata media sosial kontemporer.

Fenomena ini memberikan wawasan berharga tentang bagaimana komunitas online membentuk dan mengadopsi bahasa mereka sendiri, menciptakan identitas kolektif melalui penggunaan kata-kata yang unik dan kontekstual. Lebih dari sekadar tren bahasa, “skibidi” menjadi cerminan dari dinamika sosial, teknologi, dan budaya di era digital yang terus berevolusi.

Sementara masa depan “skibidi” masih belum pasti, kehadirannya telah membuka diskusi penting tentang peran media sosial dalam evolusi bahasa, identitas generasi muda, dan bagaimana teknologi terus membentuk cara kita berkomunikasi dan mengekspresikan diri.

Baca Berita dan Artikel yang lain di  Google News.

(afr)

Related Articles

Back to top button