Gelaran “Pasar Senggol” Koln jadi ajang promosi budaya Indonesia
Perhelatan yang digelar di kawasan Alte Feuerwache dan Sudermanplatz Köln itu menghadirkan ragam budaya, seni, dan kuliner khas Nusantara. Hasil kerajinan seni ukir kayu, anyaman bambu, dan aksesori bertema berbagai daerah di Indonesia mewarnai gelaran tersebut.
Selain itu, beberapa kios juga menawarkan ragam kuliner khas Tanah Air seperti bakso, soto padang, nasi campur Bali, dan es cendol yang menggugah selera.
Baca juga: Indonesia promosi wisata hingga ke Bavaria
“Acara ini memang selalu diwarnai dengan pertunjukan, bazar makanan, dan kerajinan asli Indonesia. Semua lengkap tersaji di sini dan dapat terlihat bahwa antusiasme masyarakat dari kedua negara sahabat besar sekali,” kata Acting Konsul Jenderal Republik Indonesia Frankfurt, Toary Fransiskus Worang, membuka percakapan dengan LiveNews di Köln, Sabtu (9/8).
Toary mengatakan bahwa perhelatan yang selalu diadakan setiap tahun tersebut selalu mendapatkan respons positif tidak hanya dari masyarakat Indonesia yang tengah berada di Jerman, namun juga warga negara Jerman sendiri.
“Kegiatan ini bukan hanya bentuk kerinduan masyarakat Indonesia terhadap Tanah Air, namun juga cerminan dari bagaimana orang-orang Jerman terbuka dengan budaya dari luar. Hal positif ini tentu kami manfaatkan untuk mengekspos keberadaan Indonesia di negara ini,” imbuh Toary.
Lebih lanjut dia mengungkapkan bahwa saat ini terdapat sekitar 30 ribu warga negara Indonesia di seluruh wilayah Jerman. Dari jumlah tersebut, sebanyak 15 ribu orang berada di wilayah kerja KJRI Frankfurt.
“Sekitar sepertiga dari jumlah itu adalah pelajar yang sedang menimba ilmu. Sisanya adalah masyarakat Indonesia yang sudah lama bermukim di sini baik karena pekerjaan maupun menikah dengan warga setempat,” terangnya.
Toary berharap gelaran “Pasar Senggol” kali ini tak hanya dapat merekatkan hubungan antar-warga kedua negara, namun juga membangun citra positif warga negara Indonesia dengan warga negara asing lain di Jerman.
“Di luar masyarakat Indonesia tentu ada masyarakat Asia lainnya yang juga gencar mempromosikan budaya negara mereka. Jadi, kegiatan semacam ini memang harus dilakukan secara berkelanjutan,” tutup dia.
Baca juga: Ekspor Indonesia ke Jerman meningkat pada 2022
Baca juga: KJRI Frankfurt gelar seni budaya di Hari Sumpah Pemuda
Baca juga: KJRI Frankfurt gelar kursus kebangsaan untuk anak diaspora Indonesia
Pewarta: Ahmad Faishal Adnan
Editor: Maria Rosari Dwi Putri